Selasa, 08 Oktober 2013

Politik Air

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا  


Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia itu seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. (  سورة الكهف  , Al-Kahf, Chapter #18, Verse #45)

Sesungguhnya air itu setelah turun dari langit kebumi akan terus mengalir. Semua benda di bumi bisa menjadi tempat persinggahanya. Air meresap ke bumi, ke umbuh-tumbuhan dan semua benda yang bisa menyerap air termasuk manusia. Air tidak butuh nama karena tujuanya adalah membasahi semua benda yang ada dibumi. Batu yang keras pun ia basahi. Air tidak punya senitimen terhadap benda apapun yang dia lalui, semuanya dia basahi. Air tidak pernah menyuruh kambing untuk berubah jadi sapi, tapi semuanya dia basahi. Tidak pula menyuruh pohon ara berubah jadi pohon zaitun semua pohon dia basahi.

Perumpaman Air itu seperti Ilmu Hakikat (Ilmu Mengenal Alloh SWT). Ilmu ini bisa masuk ke mana saja. Ianya tidak ambil pusing tentang nama-nama apa saja yang bisa dibasahi dengan Ilmu ini maka dia akan basah. Dan ketika ia sudah basah maka dia akan menjadi subur dan bersemai dengan Indah. Ilmu ini tidak akan perduli pada nama-nama, apakah dia bernama republik atau parlementer. Apakah demokrasi atau musyawarah, apakah namanya sekuler atau Islami, apakah ia bernama nasionalis atau lainya itu hanyalah nama-nama yang dibuat manusia. Itu semua ibarat pohon, sesungguhnya pohon itu banyak macamnya dan yang memberi nama juga manusia bukan sang pencipta. 

Kenapa manusia hari ini berperang memperebutkan nama-nama? Istilah-istilah? Bahkan ajaran buatan manusia pun tak pernah perduli dengan nama-nama dia masuk kemana saja seperti air comberan yang turun dari langit.

مَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنتُمْ وَآبَاؤُكُم مَّا أَنزَلَ اللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَانٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَ‌ٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

 Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

 (  سورة يوسف  , Yusuf, Chapter #12, Verse #40)

Jika penduduk sebuah negara beriman kepada Alloh SWT Raja Manusia melaksanakan perinahnya. Dan kepala negara tidak diposisikan layaknya raja, dengan memposisikan Majlis Musyawarah di posisi lebih tinggi dan kewenangan lebih luas. Itulah Khilafah, Kenapa kita harus mengganti namanya ke dalam bahasa Arab?

Tugas seorang muslim adalah menyirami pohon-pohon ini supaya subur dan baik. Bukankah Alloh SWT telah membuat perumpamaan pohon yang baik dan yang buruk? 

0 komentar:

Posting Komentar