Jumat, 04 Oktober 2013

Benarkah Alloh SWT Menjanjikan Khilafah?

Firman Alloh SWT:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَ‌ٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ 

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka Kholifah dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS an-Nur [24]: 55)

 Kata wa’ada secara bahasa memang bermakna janji, tapi untuk memahami maksud sebenarnya kita harus menggali makna tersebut dari Al Quran secara menyeluruh karena kata ini banyak sekali disebut dalam Alquran. Coba Lihat ini:
 

قَالَ هَـٰذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا

Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar."
(Alquran Surat Al kahfi ayat 98)



  Jika kita memahami (QS an-Nur [24]: 55) sebagai janji Alloh SWT karena itu harus diperjuangkan bagaimana dengan (Alquran Surat Al kahfi ayat 98) apakah kita harus menghancurkan tembok ya'juj Ma'juj?

Jadi bagaimana seharusnya kita memahami maksud kata Wa'dun, Wa'ada yang secara bahasa berarti Janji? Pertama tentu saja kita tidak boleh menyamakan Alloh SWT dengan manusia saat berjanji. Jika manusia berjanji, itu tidak pasti terjadi namun bila Alloh SWT yang berjanji itu pasti terjadi. Suatu yang pasti terjadi itu adalah ketetapan. Alloh SWT telah menciptakan Surga dan neraka dan telah menetapkan jalan masing-masing. Khilafah itu ada di Sirotol Mustaqim (jalan lurus) sedangkan Ya'juj Ma'juj ada di Sirotol jahim kedua duanya pasti terjadi.

Firman Alloh SWT:

 وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ۙ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ  

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

(  سورة المائدة  , Al-Maeda, Chapter #5, Verse #9)

هَـٰذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ  


Inilah Jahannam yang dahulu kamu dijanjikan (dengannya). 
(  سورة يس  , Ya Seen, Chapter #36, Verse #63)
Siingkat cerita Ampunan, Khilafah, dan pahala itu berada pada Satu jalan yang disebut Sirotol Mustaqim. Dan Dosa, murka Alloh SWT ada di jalan lain yang menuju Neraka.

وَنَادَىٰ نُوحٌ رَّبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ  

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya."

(  سورة هود  , Hud, Chapter #11, Verse #45)

 doa nabi Nuh AS ditolak karena anak laki-lakinya bukan termasuk orang yang mendapat janji karena dia berjalan di sirotol Jahim.

Firman Alloh SWT:

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
Alquran surat Al-Balad Ayat 10

Firman Alloh SWT dalam Surat Alfatihah Ayat 6.
Tunjukilah kami jalan yang lurus

Dari ayat-ayat di atas bisa disimpulkan bahwa Janji yang dimaksud adalah program yang ditawarkan Alloh SWT kepada orang yang beriman. Dan program tersebut merupakan satu paket dengan program Ampunan dan Surga. Jadi semua yang berhubungan dengan Ibadah harus dilakukan terlebih dahulu. Alloh SWT cuma menawarkan 2 jalan. Dan anda tidak bisa membuat jalan sendiri jadi anda harus mengikuti petunjuk Al Quran.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar